Penjelasan
- Kurikulum Nasional Terintegrasi
Kurikulum yang mendesain kegiatan, materi, dan proses belajar meliputi beberapa bidang studi sesuai kurikulum Nasional menurut ketentuan Departemen Pendidikan Nasional, yang diintegrasikan dengan kebenaran Firman Tuhan dan pendidikan karakter Kristiani.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Takut akan Tuhan, cakap, kemampuan akademis, Karakter-karakter Kristiani, dan kebenaran Firman Tuhan.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui pembelajaran kurikulum Nasional yang diintegrasikan dengan Firman Tuhan maka diharapkan siswa tidak hanya cakap yaitu memiliki kemampuan akademis yang baik sesuai dengan ketentuan pemerintah namun juga memiliki karakter Kristiani. Selain itu dengan mengintegrasikan kebenaran Firman Tuhan ke dalam kurikulum Nasional maka diharapkan siswa dapat memandang ilmu pengetahuan sebagai salah satu sarana untuk mengenal Tuhan sebagai Allah dan Penciptanya.
Aplikasi:
- Guru diberi arahan mengenai langkah mengintegrasikan kebenaran Firman Tuhan ke dalam pembelajaran.
- Guru mengintegrasikan kebenaran Firman Tuhan dan karakter Kristiani ke dalam setiap mata pelajaran sesuai dengan kurikulum Nasional.
- Guru menjadi teladan di kelas.
Sarana yang dibutuhkan:
Buku-buku pedoman kurikulum Nasional, buku-buku karakter Kristiani, Alkitab.
Pihak-pihak yang terlibat:
- Siswa sebagai pembelajar
- Guru sebagai teladan, kreator, dan fasilitator.
- Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
Waktu: Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
- Kurikulum Intensive Bible (Pembelajaran Alkitab Intensif)
Kurikulum pembelajaran Alkitab secara intensif yang disusun secara tematik.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Takut akan Tuhan, Karakter Kristiani, dan Kebenaran Firman Tuhan.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui pembelajaran Alkitab Intensif diharapkan siswa memiliki dasar pemahaman akan Kebenaran Firman Tuhan sehingga dapat memiliki nilai-nilai maupun karakter yang baik dan tujuan pembelajaran secara keseluruhan dapat tercapai.
Aplikasi:
Pembelajaran Firman Tuhan dalam bentuk:
1. Bible Study: mempelajari topik-topik dalam Alkitab secara bertahap sesuai dengan tingkatan kebutuhan rohani siswa.
2. Seminar mini: membahas cara pandang Alkitab mengenai topik-topik yang kontekstual dengan kehidupan dan kebutuhan siswa.
3. Komunitas sel: kelompok-kelompok kecil yang dibimbing oleh seorang guru/pembina.
4. Training-training: membahas topik-topik tertentu dengan mendatangkan fasilitator.
Sarana yang dibutuhkan:
Modul Bible Study, Modul Seminar Mini, Modul untuk Komunitas Sel, Modul untuk renungan harian, topik-topik training.
Pihak-pihak yang terlibat:
1. Siswa
2. Guru/Pembina
3. Fasilitator
Waktu: Malam hari setelah jam belajar reguler atau pagi hari sebelum jam belajar reguler.
Kurikulum Excellent Leadership
Kurikulum yang mendesain kegiatan, materi, dan proses belajar yang diintegrasikan ke dalam seluruh aspek pembelajaran, meliputi penanaman karakter pemimpin yang unggul, yaitu karakter Servant Leadership (pemimpin yang melayani), Integrity (pemimpin yang berintegritas), dan pemimpin yang visioner, kurikulum ini diadopsi dari kurikulum pelatihan kepemimpinan yang diterapkan oleh Lembaga Excellent Leader Training.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Karakter Pemimpin Kristen yang melayani, berintegritas, visioner, penuh pengabdian, dan mencintai bangsa.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui kurikulum Kepemimpinan yang Melayani ini diharapkan siswa dapat memiliki karakter pemimpin Kristen yang melayani, berintegritas, visioner, penuh pengabdian, dan mencintai bangsa.
Aplikasi:
Setiap jenjang kelas mewakili standart dari Humble sampai dengan Arrow. Kelas X untuk materi standart Humble, kelas XI untuk standart Purity, kelas XII untuk standart Arrow.
Sarana yang dibutuhkan:
Lahan untuk outbound, Modul bootcamp Humble-Purity-Arrow, Modul Mentoring Humble-Purity-Arrow.
Pihak-pihak yang terlibat:
1. Siswa
2. Guru/Pembina
3. Rekan-rekan Excellent Leader Training
Waktu: Outbound per standart dilakukan setahun sekali. Mentoring per standart dilakukan seminggu sekali. Penerapan berupa pembagian tim-tim dalam kehidupan sehari hari.
Kurikulum Entrepreneurship
Kurikulum yang mendesain kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis kewirausahaan, di mana peserta didik diarahkan untuk dapat secara mandiri mengembangkan kemampuan kewirausahaan mereka sesuai dengan bakat dan minat masing-masing peserta didik.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Karakter wirausahawan Kristen, inovatif, finisher, totalitas.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui kurikulum Entrepreneurship diharapkan siswa memiliki karakter-karakter dan pemikiran wirausaha Kristen sehingga mampu bersaing dalam era global.
Aplikasi:
1. Penyampaian materi Entrepreneurship.
2. Praktek lapangan di lahan mini yang dimiliki sekolah berupa perkebunan, perikanan, peternakan, maupun unit bisnis lainnya.
3. Pengembangan bakat dan minat siswa.
4. Kelas-kelas inspirasi yang mendatangkan fasilitator sesuai bidangnya.
Sarana yang dibutuhkan:
Lahan perkebunan, perikanan, peternakan, dan unit bisnis lainnya, Modul Entrepreneurship.
Pihak yang terlibat:
1. Siswa
2. Guru/Pembina
3. Fasilitator
Waktu: Untuk kelas ekstrakurikuler diadakan setiap hari Sabtu. Pemeliharaan rutin dilaksanakan sesuai kebutuhan.
Program Pengabdian
Masyarakat
Program yang didesain
untuk menerapkan pembelajaran yang telah
diterima murid dalam proyek pengabdian masyarakat yang kreatif sesuai dengan skill peserta didik.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Pemimpin Kristen yang mengabdi dan mencintai bangsa, kewarganegaraan, mendedikasikan hidup untuk orang lain.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan siswa memiliki karakter pemimpin Kristen yang mengabdikan diri dan mencintai bangsa. Melalui program ini siswa diajar mengenali kebutuhan masyarakat, dan mengenali apa yang dapat disumbangkannya bagi masyarakat.
Aplikasi:
1. Sekolah membuat program-program kemasyarakatan yang melibatkan siswa dan guru.
2. Sekolah menerjunkan siswa dan guru untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dengan tujuan mengetahui kebutuhan mereka.
3. Sekolah mendampingi siswa menyusun program mereka sendiri.
4. Sekolah mendampingi siswa dalam melaksanakan programnya.
Sarana yang dibutuhkan:
Program-program kemasyarakatan.
Pihak yang terlibat:
1. Siswa
2. Guru/Pembina
3. Tokoh masyarakat sekitar
4. Masyarakat sekitar
Konsep Sekolah Berasrama
Setiap peserta didik di SMAKr. Pandhega Jaya diwajibkan untuk tinggal di asrama di mana konsep pemuridan dan pembapaan diterapkan secara menyeluruh sehingga pembentukan karakter dapat terjadi lebih maksimal.
Nilai-nilai yang ingin dicapai:
Tanggungjawab, berbagi, dan pembapaan.
Keterkaitan dengan visi:
Melalui konsep Sekolah Berasrama diharapkan siswa dapat belajar lebih maksimal baik akademik, karakter, maupun lifeskill.
Aplikasi:
1. Siswa tinggal di asrama selama 3 tahun ajaran, ketentuan kunjungan dan pulang ke rumah masing-masing telah diatur sesuai kebutuhan.
2. Di asrama siswa mengikuti rangkaian program dan peraturan yang telah ditentukan dengan tujuan membentuk karakter dan meningkatkan kemampuan siswa.
Pihak yang terlibat:
1. Siswa
2. Guru/Pembina